Jakarta - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menyebutkan bahwa informasi tentang masuknya tenaga abnormal (WNA) ke RI seiring dengan banyaknya proyek pembangunan kawasan ekonomi gres mesti diterima secara terbuka.
Dia mengatakan, kian berkembangnya proyek kawasan ekonomi gres juga akan kian memperlebar masuknya investasi luar ke dalam negeri. Dari hasil tersebut, beberapa penanam modal mulai menghadirkan mesin, merencanakan orang untuk melakukan pekerjaan dan beberapa diantaranya yaitu tenaga kerja.
"Ya aspek sosialnya, aspek komunikasi politiknya menurut aku mesti disclose. Harus sungguh terbuka, lalu kita memasukkan ini, publik juga perlu diberikan klarifikasi yang anggun dengan narasi yang baik," kata Ganjar dalam Investor Daily Summit, Selasa (12/7/2021).
"Karena jikalau tidak ini niscaya akan menjadi bulan-bulanan, yang tidak senang niscaya akan bicara alasannya banyak tenaga kerja abnormal masuk. Ya jikalau tenaga kerja kita sanggup maka kita lakukan sendiri, kenapa kita ada tenaga kerja abnormal masuk alasannya tidak semua kita sanggup kerjakan," terang Ganjar menambahkan.
Lebih lanjut, keadaan serupa pun menurutnya pernah dialami dikala pembangunan pabrik semen di Rembang, Jawa Tengah. Pada dikala itu, kata dia, pihaknya menerima banyak protes dari banyak sekali kalangan.
"Saya paham betul, Alhamdulillah kini telah berlangsung (pabrik semen). Enam desa punya saham dari anak perusahaannya, punya saham bukan dikasih CSR," imbuhnya.
Pembangunan pabrik semen yang sempat diprotes pun menurutnya kini menampilkan banyak potensi ekonomi di masyarakat. Agar, tidak hanya kaum elite saja yang menikmati namun penduduk di desa pun sanggup mengambil kemanfaatan.
"Sehingga yang menikmati tidak hanya elite tetapi penduduk juga. Memang tidak mudah tetapi mencar ilmu dari PI Migas. Ketika PI Migas itu 10% kawasan sanggup ikut mengorganisir kenapa kita tidak berikan terhadap desa dan di dalam di kawasan industri ini telah disiapkan untuk UMKM. Maka prospek kita UMKM sanggup naik kelas," kata Ganjar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar